Gelar Refleksi Akhir Tahun, NasDem Sigi Nyatakan Konsisten Kritisi Pemkab

Sembari menunggu perbaikan irigasi gumbasa, sumur dalam menjadi alternatif sementara.

“Ini dibiarkan masyarakat menunggu. Padahal program pembuatan sumur dalam bisa menjadi solusi jangka pendek,” kata Endang.

Sekarang apa yang terjadi? Angka kemiskinan dan pengangguran bergerak naik.

Pemkab malah membangun tugu dan sebagainya, yang sama sekali tak ada kaitannya dengan pascabencana.

“Itu tadi. Kita tidak fokus dalam membangun. Tidak membuka diri dengan saran dan kritik dari luar untuk kemajuan. Fraksi NasDem di DPRD komit menyuarakan ini,” tegasnya.

Jalan-jalan utama yang banyak dilalui pengendara, masih banyak sisa-sisa bencana 2018. Belum diperbaiki.

Begitupun dengan stimulan. Masyarakat Sigi masih banyak mengeluh. Mereka tidak dapat meski sudah didata.

Sebab data penerima stimulan berubah-ubah. Dari ada nama, menjadi tidak ada, atau sebaliknya.

“Malah dana stimulan justru dikembalikan ke Pusat. Ini karena serapan tidak maksimal. Terkendala data. Tapi disisi lain, masih banyak masyarakat tidak dapat stimulan. Aneh kan,” tambah politisi perempuan Dapil Marawola raya ini.

Secara keseluruhan, penanganan pasca bencana Sigi kata Endang, masih di bawah 50 persen tertangani. Padahal sudah empat tahun berlalu.

“Ini akibat penanganannya tidak fokus. Sekali lagi tidak fokus. Coba kalau fokus dan masif, pasti hasilnya lebih baik. Keluhan masyarakat juga semakin berkurang,” tandas Endang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *