Parilangke, morindonews.com — Tiga warga Kecamatan Bumi Raya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, mengalami gangguan penglihatan serius hingga kebutaan usai menjalani operasi katarak gratis dalam kegiatan bakti sosial yang digelar oleh Klinik Wardah Medical Center pada 20 Januari 2025 lalu.
Salah satu korban, Muhtar, warga Desa Parilangke, melaporkan bahwa mata kirinya menjadi buta empat hari setelah menjalani operasi. Ia mengaku merasakan perih hebat pada matanya, lalu memeriksakan diri ke RSUD Morowali di Bente. Di sana, dokter menyarankan agar ia segera dirujuk ke rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Saat di Makassar, dokter bilang saraf mata saya sudah putus. Sekarang mata kiri saya tidak bisa melihat sama sekali,” ujar Muhtar dengan nada sedih.
Nasib serupa dialami oleh Seniran, warga Desa Harapan Jaya, Kecamatan Bumi Raya. Pria kelahiran Yogyakarta tahun 1960 yang sehari-hari bekerja sebagai penjual sayur keliling ini juga mengalami kebutaan usai mengikuti operasi tersebut. Sejak itu, ia tak lagi berani keluar rumah karena tidak mampu melihat.
Sementara itu, Husen, nelayan dari Desa Parilangke, mengaku penglihatannya memburuk setelah operasi. Ia mengalami gangguan penglihatan jarak jauh, rasa perih di mata, dan tidak tahan terhadap cahaya matahari.
“Saya tidak bisa lagi melaut. Mata saya terasa perih dan tidak sanggup lihat cahaya,” ungkap Husen.
Para korban menyatakan bahwa awalnya program ini diumumkan sebagai operasi gratis, namun setelah mengalami masalah pada mata mereka, biaya kontrol lanjutan di Klinik Wardah Medical Center justru dikenakan antara Rp500.000 hingga Rp800.000 per kunjungan, sebuah jumlah yang dianggap sangat memberatkan oleh mereka yang sebagian besar berasal dari keluarga ekonomi lemah.
“Kami pikir gratis, tapi setelah rusak malah harus bayar mahal untuk periksa lagi,” keluh mereka.
Pihak Klinik Wardah Media Center yang dikonfirmasi media ini melalui Humas Yunus menjawab, bahwa nanti dokternya yang akan memberikan keterangan resmi